Event Dieng Culture Festival, merupakan festival budaya dengan konsep sinergi antara unsur budaya masyarakat, potensi wisata alam Dieng, serta pemberdayaan masyarakat lokal agar dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Sejarah Dieng Culture Festival dimulai dari gagasan Kelompok Sadar Wisata Dieng Pandawa yang berupaya menggabungkan konsep budaya dengan wahana wisata alam, dengan misi pemberdayaan ekonomi masyarakat Dieng. Dieng Culture Festival pertama kali diselenggarakan pada tahun 2010 atas kerjasama dari Equator Sinergi Indonesia, Pokdarwis Dieng Pandawa, dan Dieng Ecotourism. Dieng Culture Festival ini dapat dikatakan sebagai festival paling terkenal di Provinsi Jawa Tengah bahkan se-Indonesia. Festival seni dan kebudayaan ini selalu menarik perhatian puluhan ribu orang untuk datang ke Dataran Tinggi Dieng. Ribuan orang bernyanyi bersama di momen Jazz di Atas Awan dan berkhidmat menyaksikan ritual cukur ruwat rambut gimbal.

Event ini juga mengangkat budaya masyarakat Dieng salah satunya ialah Ruwatan Bocah Rambut Gimbal yang menjadi acara puncak dari Dieng Culture Festival. Selain itu, Dieng Culture Festival menampilkan acara Jazz Di Atas Awan, Dieng Bersih, Sky Lantern, serta pameran produk unggulan UMKM Dieng dan pameran seni budaya Dieng. Dieng Culture Festival disebut sebagai salah satu event unggulan Jawa Tengah dan masuk kedalam 10 Kharisma Event Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (indonesia.travel.id).

Cukur Ruwat Rambut Gimbal sebagai Rangkaian Dieng Culutre Festival ©Dokumen Pemerintah Kabupaten Banjarnegara

Pesta Lampion dalam Rangkaian Acara Dieng Culture Festival ©jogja.tribunnews.com

The Dieng Culture Festival is a cultural celebration that synergizes the elements of local traditions, the natural tourism potential of Dieng, and the empowerment of the local community to maximize their inherent potential. The history of the Dieng Culture Festival began with the idea from the Dieng Pandawa Tourism Awareness Group, which aimed to combine cultural concepts with natural tourism attractions, with a mission to economically empower the Dieng community. The first Dieng Culture Festival was held in 2010 through the collaboration of Equator Sinergi Indonesia, Pokdarwis Dieng Pandawa, and Dieng Ecotourism. This festival has grown to become one of the most renowned festivals in Central Java and even throughout Indonesia, consistently attracting tens of thousands of visitors to the Dieng Plateau. Thousands of people come together to sing during the "Jazz Above the Clouds" event and participate in the sacred ritual of cutting dreadlocks during the "Ruwatan Bocah Rambut Gimbal."

The event highlights the culture of the Dieng community, with the "Ruwatan Bocah Rambut Gimbal" serving as the festival's pinnacle. In addition, the Dieng Culture Festival features "Jazz Above the Clouds," Dieng Clean-Up, Sky Lanterns, and exhibitions of Dieng's top UMKM (Micro, Small, and Medium Enterprises) products as well as art and cultural displays. Recognized as a premier event in Central Java, the Dieng Culture Festival is also listed among the 10 Charismatic Events of the Archipelago by Indonesia’s Ministry of Tourism and Creative Economy.