Gambaran Umum
Di ketinggian sekitar 2.000 meter, Dieng menyimpan salah satu fenomena paling ikonik: Kawah Sikidang. Nama “Sikidang” berasal dari cara lumpurnya yang seolah melompat-lompat seperti kijang, karena titik letupannya memang suka berpindah dari satu lubang ke lubang lain. Begitu masuk kawasan ini, pengunjung langsung disambut aroma belerang yang khas, suara desisan uap, dan pemandangan kolam lumpur abu-abu yang terus bergolak.
Fenomena Geologi
Kawah ini adalah sistem hidrotermal dangkal. Air hujan meresap ke rekahan batuan tua Dieng, dipanaskan oleh sisa panas magmatik, lalu naik kembali ke permukaan dalam bentuk uap dan fluida kaya mineral. Suhunya berkisar 80–90 °C dengan gas belerang (H₂S) dan karbon dioksida yang khas. Tepian kawah dihiasi endapan mineral berwarna kuning, putih, hingga merah—semacam “peta kimia” yang terlihat jelas di permukaan.
Lanskap & Suasana
Selain kawah utama, ada banyak kawah kecil atau “satelit” di sekitarnya yang ikut menghembuskan uap. Vegetasi hampir tidak tumbuh karena tanah terlalu panas dan asam. Kontras antara dataran tinggi yang hijau dengan area kawah yang bergolak memberi kesan seolah sedang berada di dunia lain.
Aktivitas & Manfaat
Panas kawah sering dimanfaatkan wisatawan untuk merebus telur, sebuah pengalaman sederhana namun populer. Sebagian pelaku UMKM juga mengolah belerang menjadi produk khas Dieng seperti sabun dan scrub.
Legenda Jaka Sikidang
Cerita rakyat menambah daya tarik kawah ini. Konon, ada seorang pangeran bernama Jaka Sikidang yang ingin menikahi gadis desa dengan mas kawin sangat besar. Namun sifatnya yang pemarah dan rakus membuat warga resah. Doa mereka terkabul: bumi menelan sang pangeran, tubuhnya menjelma menjadi kawah yang terus bergolak. Dari situlah muncul nama “Sikidang,” karena aktivitasnya yang seolah melompat-lompat seperti kijang.
Tips & Keamanan
-
Ikuti jalur dan pagar pengaman, karena tanah di sekitar fumarola bisa rapuh.
-
Hindari berdiri melawan arah angin kawah; gas belerang lebih berat dari udara.
-
Gunakan masker dan sepatu tertutup untuk kenyamanan.
-
Anak-anak dan lansia perlu pengawasan ekstra.
Waktu Terbaik Berkunjung
Pagi hari adalah waktu terbaik karena udara lebih segar dan langit cerah. Suhu di Dieng bisa turun di bawah 15 °C, jadi jangan lupa jaket. Kawah Sikidang juga cocok dikunjungi bersamaan dengan destinasi lain di sekitar Dieng, seperti Kompleks Candi Arjuna atau Telaga Warna.
Keunikan Kawah Sikidang
Kawah ini istimewa karena aktivitas lumpur dan gasnya yang selalu berpindah, lanskap mineral yang berwarna-warni, serta perpaduan sains dan legenda yang hidup berdampingan. Berkunjung ke sini bukan hanya wisata alam, tapi juga pengalaman belajar dan berimajinasi.