Telaga Warna
Telaga Warna menjadi Taman Wisata Alam yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 740/Kpts/Um/11/1978 Tahun 1978. TWA Telaga Warna memiliki keunikan pada danau air tawar yang permukaannya tampak berwarna-warni dan terdapat kawah yang mengeluarkan belerang yang bila bercampur dengan air telaga akan menimbulkan warna-warni bila terkena sinar matahari (bksdajateng.id).
Telaga Warna became a Nature Tourism Park (Tawam Wisata Alam) designated by the Decree of the Minister of Agriculture Number 740/Kpts/Um/11/1978 in 1978. TWA Telaga Warna is unique for its freshwater lake whose surface appears colorful, and it has a crater emitting sulfur which, when mixed with the lake water, creates various colors when exposed to sunlight (bksdajateng.id).
Ngesong (Swiss Van Java)
Ngesong atau Swiss Van Java termasuk kedalam Hutan Lindung yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.359/Menhut-II/2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 435/KPTS-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Ngesong atau Swiss Van Java ini memiliki pemandangan yang indah yang dinikmati dari jalan raya yang terletak di sebelah Gunung Bismo. Jalan tersebut merupakan jalan utama Dusun Sirangkel, Desa Mlandi, Kecamatan Garung yang menghubungkan dengan Desa Sembungan (wonosobozone.com).
Ngesong, or Swiss Van Java, is part of a Protected Forest designated by the Decree of the Minister of Forestry Number SK.359/Menhut-II/2004 regarding the Amendment to the Decree of the Minister of Forestry and Plantations Number 435/KPTS-II/1999 on the Designation of Forest Areas in Central Java Province. Ngesong or Swiss Van Java offers beautiful scenery that can be enjoyed from the highway located beside Mount Bismo. This road is the main route of Sirangkel Hamlet, Mlandi Village, Garung District, connecting to Sembungan Village (wonosobozone.com).
Bukit Kekep (Desa Lengkong)
Bukit Kekep, Desa Lengkong termasuk kedalam kawasan Hutan Lindung yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.359/Menhut-II/2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 435/KPTS-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Bukit Kekep ini menjadi tempat untuk wisata minat khusus paralayang. Secara lokasi dan keadaan alam, Bukit Kekep ini sangat representatif untuk paralayang dan memiliki keadaan alam yang sangat mendukung (disparbud.wonosobokab.go.id).
Bukit Kekep, Lengkong Village, is part of a Protected Forest designated by the Decree of the Minister of Forestry Number SK.359/Menhut-II/2004 regarding the Amendment to the Decree of the Minister of Forestry and Plantations Number 435/KPTS-II/1999 on the Designation of Forest Areas in Central Java Province. Bukit Kekep is a site for special interest tourism in paragliding. In terms of location and natural conditions, Bukit Kekep is very representative for paragliding and has very supportive natural conditions (disparbud.wonosobokab.go.id).
Telaga Dringo
Telaga Dringo menjadi Cagar Alam yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Penunjukan Menteri Kehutanan Nomor SK.359/Menhut-II/2004 Tahun 2004. Tipe ekosistem yang terdapat pada kawasan Cagar Alam Telaga Dringo merupakan tipe ekosistem hutan hujan tropika Pegunungan Tinggi dan ekosistem telaga air tawar. Sesuai dengan namanya, Cagar Alam Telaga Dringo terdapat telaga yang memiliki fungsi hidrlogois bagi masyarakat di sekitar kawasan (bksdajateng.id).
Telaga Dringo became a Nature Reserve designated by the Decree of the Minister of Forestry Number SK.359/Menhut-II/2004 in 2004. The ecosystem type in the Telaga Dringo Nature Reserve area is a high mountain tropical rainforest and freshwater lake ecosystem. As its name implies, the Telaga Dringo Nature Reserve contains a lake that has a hydrological function for the surrounding community (bksdajateng.id).
Gunung Prau
Gunung Prau termasuk kedalam Kawasan Hutan Lindung yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.359/Menhut-II/2004 tentang Perubahan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 435/KPTS-II/1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah. Gunung Prau diklaim memiliki pesone golden sunrise terbaik. Sebagai gunung yang biasa didaki oleh masyarakat, Gunung Prau, terdapat Basecamp Patak Banteng yang memiliki fasilitas seperti penginapan, tempat penyewaan peralatan outdoor, warung makan, dan kamar mandi (jatengprov.go.id).
Telaga Dringo became a Nature Reserve designated by the Decree of the Minister of Forestry Number SK.359/Menhut-II/2004 in 2004. The ecosystem type in the Telaga Dringo Nature Reserve area is a high mountain tropical rainforest and freshwater lake ecosystem. As its name implies, the Telaga Dringo Nature Reserve contains a lake that has a hydrological function for the surrounding community (bksdajateng.id).
Arboretum Taman Rekreasi Kalianget
Arboretum Taman Rekreasi Kalianget menjadi kawasan lindung yang termasuk kedalam Hutan Kota. Penetapan Hutan Kota tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Wonosobo Nomor 522/141 Tahun 2007 tentang Penetapan Hutan Kota Wonosobo. Arboretum Taman Rekreasi Kalianget merupakan wahana wisata edukasi yang berisi ratusan jenis tanaman langka maupun tanaman koleksi, selain itu terdapat perpustakaan, Boulevard Anggrek, Green House Bunga dan Sayuran, dan Pendopo Pertemuan (disparbud.wonosobo.go.id).
Arboretum Taman Rekreasi Kalianget is a protected area included in an Urban Forest. The designation of this Urban Forest was established by the Wonosobo Regent’s Decree Number 522/141 in 2007 regarding the Designation of the Wonosobo Urban Forest. Arboretum Taman Rekreasi Kalianget is an educational tourism facility containing hundreds of types of rare and collection plants. Additionally, it has a library, Orchid Boulevard, Flower and Vegetable Green House, and Meeting Pavilion (disparbud.wonosobo.go.id).
Domba Wonosobo
Domba Wonosobo ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal oleh Departemen Pertanian berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 2915/Kpts/OT.140/6/2011 tentang Penetapan Rumpun Domba Wonosobo. Domba Wonosobo merupakan hasil persilangan antara domba texel yang didatangkan sejak tahun 1957 dengan domba ekor tipis dan atau domba ekor gemuk dan secara turun temurun dikembangkan masyarakat di wilayah Kabupaten Wonosobo. Dombos memiliki ciri pada bulu berupa wol halus sampai sedang yang menutupi sebagian besar permukaan tubuh, kecuali muka, perut bagian bawah, dan kaki (SK Mentan No. 2915/Kpts/OT.140/6/2011).
Wonosobo Sheep were designated as a local livestock breed by the Department of Agriculture based on the Minister of Agriculture’s Decree Number 2915/Kpts/OT.140/6/2011 on the Designation of the Wonosobo Sheep Breed. Wonosobo Sheep result from crossing Texel sheep, introduced since 1957, with thin-tailed or fat-tailed sheep, and they have been developed by the community in Wonosobo Regency. The sheep are characterized by medium to fine wool covering most of their bodies, except for the face, lower abdomen, and legs (SK Mentan No. 2915/Kpts/OT.140/6/2011).
Domba Batur
Domba Batur ditetapkan sebagai rumpun ternak lokal oleh Departemen Pertanian berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 2916/Kpts/OT.140/6/2011 tentang Penetapan Rumpun Domba Batur. Domba Batur merupakan hasil persilangan antara domba merino dengan domba ekor tipis dengan sebaran asli geografis di Kecamatan Batur dan sekitarnya, yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat sejak tahun 1974 dan menjadi milik masyarakat Kabupaten Banjarnegara. Domba Batur memiliki ciri pada bulu berupa wol halus dan lebat yang hampir menutupi seluruh permukaan tubuh (SK Mentan No. 2916/Kpts/OT.140/6/2011).
Batur Sheep were designated as a local livestock breed by the Department of Agriculture based on the Minister of Agriculture’s Decree Number 2916/Kpts/OT.140/6/2011 on the Designation of the Batur Sheep Breed. Batur Sheep are the result of crossing Merino sheep with thin-tailed sheep, with the original geographic distribution in Batur District and its surroundings. They have been developed by the community since 1974 and are owned by the people of Banjarnegara Regency. Batur Sheep are characterized by thick, fine wool that covers almost the entire body (SK Mentan No. 2916/Kpts/OT.140/6/2011).