Lokasi pengembangan: Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Status: Rumpun ternak lokal resmi sejak 2011
Populasi: ± 2.000 ekor
1. Asal-usul & Sejarah
Domba Batur merupakan hasil persilangan terarah antara domba Merino (asal Australia, penghasil wol kualitas tinggi) dengan domba ekor tipis (ras lokal yang adaptif). Program persilangan dimulai sekitar tahun 1974 oleh peternak setempat, yang kemudian diwariskan turun-temurun hingga terbentuk rumpun yang stabil. Pada tahun 2011, pemerintah menetapkannya sebagai rumpun domba lokal resmi Indonesia.
2. Ciri Fisik & Adaptasi Lingkungan
- Bulu: Wol halus, tebal, dan lebat, menutupi hampir seluruh tubuh, mampu melindungi dari suhu rendah (5–15°C) dan angin kencang khas Dataran Tinggi Dieng.
- Ukuran tubuh: Lebih besar dibanding domba lokal biasa, dengan bobot dewasa jantan mencapai 60–80 kg.
- Warna bulu: Putih krem hingga cokelat muda.
- Adaptasi: Kondisi geografis Batur yang dingin dan lembap mendorong pertumbuhan wol lebih tebal sebagai isolasi alami.
3. Nilai Ekonomi & Pemanfaatan
- Wol: Kualitas wol cukup baik untuk industri kerajinan lokal seperti syal, selimut, dan jaket.
- Daging: Memiliki kualitas daging yang empuk, menjadi sumber protein bagi masyarakat setempat.
- Bibit ternak: Domba Batur bernilai jual tinggi karena ketahanannya terhadap iklim dingin.
4. Kaitan Geologi & Ekologi
Habitat alami Domba Batur berada di Dataran Tinggi Dieng, kawasan vulkanik dengan tanah subur dan vegetasi hijauan yang melimpah, hasil pelapukan material gunung api. Rumput dan leguminosa yang tumbuh di lahan vulkanik ini kaya nutrisi, mendukung kualitas pakan alami domba.
5. Budaya & Mitologi Lokal
Dalam tradisi agraris Dieng, hewan ternak sering dilihat sebagai simbol kesejahteraan dan kesuburan tanah. Meski tidak memiliki mitos spesifik seperti beberapa geosite, keberadaan Domba Batur dianggap sebagai bagian dari anugerah alam Dieng.
- Kepercayaan masyarakat: Memelihara domba sehat dan subur diyakini membawa rezeki lancar.
- Warisan budaya: Kehadiran Domba Batur menjadi ciri khas Batur, sejajar dengan kentang Dieng dan keindahan geosite di sekitarnya.