Apa Itu Dieng Culture Festival?
Dieng Culture Festival (DCF) adalah festival budaya tahunan yang diselenggarakan di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara. Festival ini memadukan keindahan alam, tradisi adat, kesenian tradisional, serta kreativitas modern untuk merayakan identitas dan memberi dampak positif bagi masyarakat lokal melalui pariwisata berbasis komunitas.
Berasal dari gelar budaya tradisional yang kemudian dikembangkan sejak 2009 oleh komunitas lokal Pokdarwis Dieng Pandawa dengan dukungan mahasiswa KKN UGM, DCF kini telah tumbuh menjadi festival prestisius yang menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya.
Sorotan Utama dan Ragam Acara DCF
1. Ritual Ruwatan—Pencukuran Rambut Gimbal
Salah satu ritual paling ikonik dari DCF adalah Ritual Ruwatan anak berambut gimbal. Prosesi dimulai dengan kirab budaya, di mana anak-anak gimbal diarak dengan pakaian serba putih oleh masyarakat mengenakan busana adat Jawa menuju Kompleks Candi Arjuna.
Setibanya di lokasi, digelar prosesi jamasan menggunakan air dari tujuh mata air suci sebagai simbol pembersihan spiritual. Ritual ini kemudian diakhiri dengan pemotongan rambut gimbal, yang juga disertai dengan larung sesaji sebagai wujud syukur dan do’a restu.
2. Jazz Atas Awan
Pada sore hingga malam hari, suasana menjadi magis berkat konser Jazz Atas Awan — konser musik jazz yang biasanya menampilkan musisi papan atas di atas panggung alami dengan latar kompleks Candi Arjuna dan kabut Dieng yang melayang rendah.
3. Gebyar Lentera & Pesta Kembang Api
Acara puncak festival sering kali ditandai oleh Gebyar Lentera, yaitu pelepasan ratusan lampion ke angkasa yang menambah romantisme malam Dieng yang dingin, sering disertai pertunjukan kembang api.
4. Pagelaran Seni Tradisional
Festival menampilkan beragam kesenian tradisional lokal seperti:
- Tari kolosal Rampak Yakso Pringgondani
- Tari Lengger
- Wayang kulit
- Sendratari dan ketoprak
- Festival Caping Gunung dan pementasan Sendratari Anak Gembel.
5. Pemberdayaan Lokal & Ekologi
DCF juga memasukkan elemen pemberdayaan ekonomi lokal, seperti:
- Bazar UMKM, kuliner khas Dieng, Festival Kopi Dieng, dan produk kreatif lainnya.
- Aksi Dieng Bersih sebagai simbol kesadaran lingkungan, kerap digelar sebagai pembuka setiap hari festival.
Manfaat Sosial & Ekonomi
- Pelestarian budaya melalui ritual dan pertunjukan tradisional, sekaligus mengenalkan kearifan lokal ke generasi lebih luas.
- Penguatan ekonomi komunitas, dengan peluang usaha homestay, souvenir, kuliner, dan pemanduan wisata yang dikelola masyarakat lokal.
- Pengembangan pariwisata berbasis komunitas yang menyinergikan adat, alam, dan kreativitas modern dalam satu festival yang inklusif.
Ringkasan Sehati
| Aspek | Deskripsi Utama |
| Inti Festival | Ruwatan rambut gimbal, Jazz Atas Awan, Gebyar Lentera |
| Seni & Budaya | Tari tradisional, wayang, sendratari, kesenian daerah |
| Eksperiensial | Atmosfer malam dingin, musik jazz, langit dipenuhi lampion |
| Komunitas & Lingkungan | UMKM, kopi, pembersihan lingkungan, budaya sebagai pendorong ekonomi lokal |
| Tujuan | Melestarikan budaya, meningkatkan ekonomi, mempromosikan pariwisata lokal |