Cagar Budaya Kompleks Candi Arjuna

Kompleks Candi Arjuna termasuk kedalam Kawasan Percandian Dieng yang ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 173/M/1998 tentang Penetapan Situs dan Benda Cagar Budaya di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 007/M/2017 tentang Kawasan Cagar Budaya Percandian Dieng Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional. Kompleks Candi Arjuna merupakan salah satu candi tertua di Jawa Tengah. Menurut sejarah candi ini dibangun pada awal abad ke-9 Masehi. Salah satu penemuan yang menjadi bukti ialah sebuah prasasti dengan aksara jawa kuno sekitar tahun 731 Caka (tahun 809 Masehi) dan menjadi prasasti tertua yang disimpan di Galeri Museum Nasional, Jakarta. Menurut sejarah, Kompleks Candi Arjuna di Kawasan Dieng peratma kali ditemukan oleh seorang tentara Inggris pada tahun 1814. Kompleks Candi Arjuna pertama kali ditemukan dalam keadaan terendam air telaga sehingga bangunan diselamatkan di bawah pimpinan H.C.Cornelius sekitar 40 tahun pasca penemuan. Kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Belanja di bawah pimpinan Van Kinsbergen. Kompleks Candi Arjuna menjadi salah satu candi yang ramai dikunjungi oleh wisatawan karena faktor kemudahan akses lokasi dan areal yang luas dengan rerumputan hijau yang mendukung.

The Arjuna Temple Complex is part of the Dieng Temple Area, designated as a National Cultural Heritage Area based on the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 173/M/1998 on the Designation of Sites and Cultural Heritage Objects in the Province of Central Java and the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 007/M/2017 on the Dieng Temple Area as a National Cultural Heritage Area. The Arjuna Temple Complex is one of the oldest temples in Central Java. According to history, this temple was built in the early 9th century AD. One piece of evidence is an inscription with ancient Javanese script dating back to the year 731 Caka (809 AD), which is the oldest inscription stored in the National Museum Gallery, Jakarta. According to history, the Arjuna Temple Complex in the Dieng area was first discovered by a British soldier in 1814. The complex was initially found submerged in a lake, and the buildings were salvaged under the leadership of H.C. Cornelius around 40 years after the discovery. Restoration continued during the Dutch colonial period under the leadership of Van Kinsbergen. The Arjuna Temple Complex is a popular tourist destination due to its easy access and expansive area with lush green grass.

Kompleks Candi Arjuna ©Indonesia Kaya

 

Cagar Budaya Candi Bima

Kompleks Candi Bima termasuk kedalam Kawasan Percandian Dieng yang ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 173/M/1998 tentang Penetapan Situs dan Benda Cagar Budaya di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 007/M/2017 tentang Kawasan Cagar Budaya Percandian Dieng Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional. Cagar budaya Candi Bima berada di Desa Karangsari, Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Candi Bima ini memiliki ketinggian 8 meter, dengan dasar candi berbentuk bujur sangkar dan penampil yang agak menonjol keluar.

The Bima Temple Complex is part of the Dieng Temple Area, designated as a National Cultural Heritage Area based on the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 173/M/1998 on the Designation of Sites and Cultural Heritage Objects in the Province of Central Java and the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 007/M/2017 on the Dieng Temple Area as a National Cultural Heritage Area. The Bima Temple Cultural Heritage is located in Karangsari Village, Dieng Kulon, Batur District, Banjarnegara Regency. Bima Temple stands 8 meters tall, with a square base and a slightly protruding structure.

Candi Bima ©Pemerintah Kabupaten Banjarnegara  

Cagar Budaya Candi Gatotkaca

Kompleks Candi Arjuna termasuk kedalam Kawasan Percandian Dieng yang ditetapkan menjadi Kawasan Cagar Budaya Nasional berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 173/M/1998 tentang Penetapan Situs dan Benda Cagar Budaya di Wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 007/M/2017 tentang Kawasan Cagar Budaya Percandian Dieng Sebagai Kawasan Cagar Budaya Peringkat Nasional. Candi Gatotkaca terletak disebelah Barat Kompleks Percandian Arjuna dan di seberang Museum Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca sendiri diambil dari tokoh wayang dari cerita Mahabarata. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Ratu Sima.

The Arjuna Temple Complex is part of the Dieng Temple Area, which has been designated as a National Cultural Heritage Area based on the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 173/M/1998 on the Designation of Sites and Cultural Heritage Objects in the Province of Central Java and the Decree of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 007/M/2017 on the Dieng Temple Area as a National Cultural Heritage Area. The Gatotkaca Temple is located to the west of the Arjuna Temple Complex and across from the Dieng Kailasa Museum. The name Gatotkaca is taken from a character in the Mahabharata epic. This temple is estimated to have been built during the reign of Queen Sima.

Candi Gatotkaca ©diengbanjarnegara.com