Konstelasi Geopark Dieng pada skala regional tidak terlepas dari posisi kawasan yang berada di pusat Pulau Jawa,  bahkan titik pusat Pulau Jawa berada di Wonosobo yang sebagian wilayahnya merupakan bagian dari delineasi Kawasan Geopark Dieng. Dari sisi kepariwisataan, pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata nasional (KSPN) super prioritas yaitu KSPN Borobudur dalam kerangka pembangunan lima KSPN super prioritas dalam RPJMN. Sementara dalam Rencana Induk Pariwisata Nasional (RIPPARNAS) keberadaan Borobudur masuk ke dalam Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya. Turunan dari DPN tersebut juga memuat Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Dieng dan sekitarnya. Pengembangan DPN, KSPN, dan KPPN tersebut turut didukung dengan pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) sebagai hub regional dan internasional yang berada di Provinsi DI Yogyakarta. Hal tersebut menunjukkan posisi penting Geopark Dieng dalam hal pengembangan kepariwisataan nasional. 

Dengan adanya pengembangan DPN Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya serta NYIA sebagai hub internasional yang diprioritaskan, tentunya menjadi peluang bagi pengembangan kepariwisataan dari kawasan perencanaan yaitu Geopark Dieng. Sehingga sangat memungkinkan untuk mengembangkan pola perjalanan antar KPPN pada DPN Borobudur-Yogyakarta dan sekitarnya dengan membentuk suatu citra pariwisata yang berbasis pada pencitraaan dan tematik wilayah sebagai sebuah destinasi. Dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi (RIPPARPROV), Kawasan Borobudur-Dieng dan sekitarnya diarahkan citranya sebagai “Capital of World Heritage”. Konstelasi tersebut tentunya menjadi peluang yang dapat menjadi magnet bagi pengembangan travel pattern dari Geopark Dieng. 

Selain itu pada skala regional, Geopark Dieng juga didukung oleh adanya kegiatan perkotaan yang ada di sekitar kawasan seperti Kota Semarang dan Kota Surakarta yang menjadi pusat perekonomian di Provinsi Jawa Tengah serta Kota Yogyakarta sebagai pusat perekonomian di Provinsi DI Yogyakarta. Perkotaan di sekitar kawasan tersebut memiliki peran penting sebagai pendukung kegiatan wisata karena terdapat berbagai macam fasilitas seperti fasilitas akomodasi (hotel, villa, hostel, guesthouse), fasilitas makan dan minum (restoran), serta jasa pariwisata lainnya. 

Dari sisi konektivitas, transportasi di Pulau Jawa yang cenderung lebih berkembang pada sisi utara dan selatan. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya stasiun dan bandara serta pengembangan tol yang berada di kota-kota tersebut. Kondisi tersebut tidak lepas dari faktor topografi yang cenderung landai berbeda dengan kawasan perencanaan yang cenderung berbukit sehingga terdapat banyak batasan dalam pengembangan konektivitas seperti transportasi publik. Walaupun begitu, salah satu keunggulan yang ada yaitu kawasan Geopark Dieng dilalui oleh jalan arteri primer serta kolektor primer sehingga meskipun medannya khas area pegunungan yang berliku dan mengikuti kontur tetapi masih sangat memungkinkan untuk dilalui kendaraan jalur darat. Lokasinya pun masih bisa dijangkau dari pintu tol di utara Jawa Tengah yaitu Pekalongan dan Semarang, serta akan dikembangkan juga gerbang tol di area Borobudur yang sangat dimungkinkan bisa menguntungkan pergerakan ke Dieng.

Konstelasi Kawasan Geopark Dieng @Tim Penyusun

The regional constellation of the Dieng Geopark is inseparable from its location at the center of Java Island. In fact, the central point of Java Island is in Wonosobo, part of which is included in the delineation of the Dieng Geopark area. From a tourism perspective, the development of the super-priority National Tourism Strategic Area (KSPN), namely the Borobudur KSPN, falls within the framework of developing five super-priority KSPNs in the National Medium-Term Development Plan (RPJMN). Meanwhile, in the National Tourism Master Plan (RIPPARNAS), Borobudur is included in the National Tourism Destination (DPN) of Borobudur-Yogyakarta and its surroundings. This DPN also encompasses the National Tourism Development Area (KPPN) of Dieng and its surroundings. The development of the DPN, KSPN, and KPPN is supported by the construction of the New Yogyakarta International Airport (NYIA) as a regional and international hub in the DI Yogyakarta Province. This highlights the significant position of the Dieng Geopark in national tourism development.

The development of the Borobudur-Yogyakarta DPN and its surroundings, along with the prioritization of NYIA as an international hub, presents an opportunity for tourism development in the planning area, namely the Dieng Geopark. It is highly feasible to develop travel patterns between KPPNs within the Borobudur-Yogyakarta DPN and its surroundings by creating a tourism image based on regional imaging and themes as a destination. In the Provincial Tourism Development Master Plan (RIPPARPROV), the Borobudur-Dieng area and its surroundings are directed to be branded as the “Capital of World Heritage.” This constellation becomes an opportunity that can act as a magnet for developing travel patterns from the Dieng Geopark.

Additionally, on a regional scale, the Dieng Geopark is supported by urban activities in surrounding areas, such as Semarang City and Surakarta City, which are economic centers in Central Java Province, as well as Yogyakarta City, the economic center of DI Yogyakarta Province. The cities around the area play an important role in supporting tourism activities with various facilities such as accommodation (hotels, villas, hostels, guesthouses), dining facilities (restaurants), and other tourism services.

In terms of connectivity, transportation on Java Island tends to be more developed on the northern and southern sides, marked by the numerous stations, airports, and toll road developments in these cities. This condition is influenced by the relatively flat topography, unlike the planning area, which is hilly, presenting many limitations for developing connectivity, such as public transportation. However, one advantage is that the Dieng Geopark area is traversed by primary arterial and collector roads, making it accessible by land vehicles despite its mountainous and winding terrain. The location is also reachable from the northern Central Java toll gates in Pekalongan and Semarang, and a toll gate is being developed in the Borobudur area, which will greatly benefit access to Dieng.